Selasa, 15 Juni 2010

TEORI BELAJAR

TEORI BELAJAR
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya pendidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan melatih. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai suatu usaha untuk mentrasformasikan nilai-nilai.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman pengertian belajar ?
2. Bagaimana pengertian pembelajaran ?
3. Bagaimana pengertian hasil belajar ?
PEMBAHASAN
1. Tinjauan Tentang Belajar
Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan persepsi manusia . Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang telah mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis.
Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para psikologi. Gagne dan Berlier menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Djamarah juga menyatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Gagne juga menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
Jadi dari berbagai pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan individu baik kecakapan maupun tingkah laku yang terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman dan bukan karena proses pertumbuhan yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.
Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan Berikut akan diuraikan teori belajar menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut.
a. Teori Belajar menurut J. Bruner
Menurut Bruner, belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat belajar lebih banyak dan mudah.Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap peserta didik dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan “discovery learning environment”, ialah lingkungan-lingkungan yang baru yang belum dikenal.
Bruner mengemukakan tiga struktur pengetahuan yang dapat dipelajari peserta didik dilingkungannya antara lain: 1) enactive yaitu cara penyajian melalui tindakan, jadi bersifat manipulatif; 2) iconic yaitu pengetahuan yang disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili konsep, tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu; 3) symbolic yaitu penyajian pengetahuan dengan menggunakan kata-kata atau menggunakan formula.
b. Teori Belajar dari Piaget
Pengetahuan menurut Piaget adalah interaksi yang terus menerus antara individu dengan lingkungannya (Aderusliana, 2008). Piaget juga mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran yaitu: 1) belajar aktif; 2) belajar lewat interaksi sosial; 3) belajar lewat pengalaman sendiri (Sugandi, 2006: 35).
Faktor-faktor yang mepengaruhi transisi tahap perkembangan anak menurut Piaget antara lain: kematangan, pengalaman fisik/lingkungan, transmisi sosial dan equilibrium atau self regulation. Sedangkan tahap perkembangan kognitif menurut Piaget adalah periode sensori motoris (sejak lahir sampai dengan 1,5-2 tahun), periode praoperasional (2-3 tahun sampai dengan 7-8 tahun), periode operasi nyata (7-8 tahun sampai dengan 12-14 tahun) dan periode operasi formal.
c. Teori Belajar R. Gagne
Gagne memberikan 2 definisi terhadap masalah belajar (Slameto, 2003: 13) sebagai berikut.
a. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
b. Belajar adalah penguasaan perngetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Gagne juga mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori yang disebut “The Domains of Learning”, yaitu: ketrampilan motoris, informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif dan sikap.
d. Teori belajar dari Hilgard dan Bower dalam buku The Ories of learning ( 1975 )
Belajar adalah berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendurungan respon, pembawaan, kematangan, keadaan sesaat seseorang.
e. Teori belajar menurut Gagne dalam buku The Conditions of learning ( 1977) )
menyatakan bahwa “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatan ( performennya ) berubah dari waktu sebelum dia mengalami situasi tadi.”
f. Teori belajar menurut Morgan dalam buku Intraduktion to Psychology ( 1978 )
mengemukakan bahwa “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hal latihan / pengalaman.”
g. Teori belajar menurut Witheringtion dalam buku Education Psykology
mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagi suatu pola dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian suatu pengertian.”


2. Tinjauan Tentang Pembelajaran
Teori belajar mendeskrisipkan pembelajaran sebagai berikut:
a. Pembelajaran menurut aliran behavioristik adalah usaha guru untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku siswa, karena itu juga disebut pembelajaran perilaku.
b. Pembelajaran menurut aliran kognitif adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan pengertian belajar menurut aliran kognitif yang menekankan pada kemampuan kognisi (mengenal) pada individu yang belajar.
c. Pembelajaran menurut aliran Gestalt adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisasinya (mengaturnya menjadi pola yang bermakna)
d. Pembelajaran menurut aliran Humanistik beranggapan bahwa siswa bebas untuk memilih bahan pelajaran dan cara untuk mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Sedangkan pembelajaran yang berorientasi pada perilaku siswa, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat indivudual, yang merubah stimulus dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yanng selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.

3. Tinjauan Tentang Hasil Belajar
Hasil belajar memiliki peran penting terhadap proses belajar mengajar. Penelitian hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar mengajar.
Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Setiap kegiatan belajar bertujuan untuk menghasilkan suatu perubahan yang diperoleh dari proses pendidikan dan pengalaman belajar pada dasarnya merupakan hasil belajar yang berupa perilaku. Sasaran kegiatan belajar yang merupakan hasil belajar berupa perilaku terjadi setelah proses pembelajaran berlangsung. Dalam pendidikan Nasional, rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga Ranah yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

KESIMPULAN

Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan didalam diri seseorang yang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan. Belajar barus dilakukan dalam suatu proses yang disebut pembelajaran dan dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai yang dapat diketahui dari hasil belajarnya.

PENUTUP

.Demikianlah makaalah Teori Belajar yang dapat Saya susun. Semoga bisa memberi kemanfaatan bagi para pembaca. Tidak lupa kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini. Apabila ada kesalahan / Kehilafan dalam menyampaikan Saya selaku penyusun minta maaf.







DAFTAR PUSTAKA
Sujdana, nana. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang :UPT MKK UNNES

Senin, 31 Mei 2010

perkembangan embrionik

PERKEMBANGAN EMBRIONIK
AMPHIBI, AMPHIOXUS, AVES, dan MAMALIA

A.Pendahuluan
Perkembangan embrionik atau embrigenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio.Proses ini merupakan tahapan perkembangan setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Sebelum pembelahan sel dimulai, sebelumnya telah terjadi proses fertilisasi yaitu penyatuan dua heterozigot (sperma dan sel telur) yang akan menghasilkan zigot. Setelah zigot terbentuk maka akan mengalami pembelahan mitosis dan mulailah tahapan perkembangan embrio (embriogenesis).1
Ilmu yang mempelajari embriogenesis adalah embriologi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel (cleavege) dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sel embrionik. Secara umum sel embrionik tumbuh dan berkembang nmelalui beberapa fase, antara lain : 2
a.Sel tunggal (yang telah di buahi)
Setelah fertilisasi awal maka akan terbentuk inti zigot yang diploid. Selanjutnya akan mengalami pembelahan mitosis dan mulai tahahapan embriogenesis selanjutnya yaitu terbentuknya morula, blastula, gastrula, neurula, dan berakhir pada organogenesis)
b.Morula
Setelah terjadi pembelahan sel awal (cleavage), maka sel pada embrio akan membelah secara miosis secara cepat menjadi sel-sel kecil yang banyak yang disebut blastomer. Dengan demikian, zigot akan berubah bentuk dari sel tunggal berubah menjadi sebuah massa sel yang solid yang dikenal dengan nama morula.
c.Blastula
Morula akan mengalami pembelahan yang terus menerus sehingga terbentuklah rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga ini disebut blastula. Rongganya disebut blastosel.. Sedangkan sel-sel kecil hasil pembelahan disebut blastomer.3


d.Gastrula
Gastrula berasal dari kata gaster(lambung) karena pada tingkatan ini akan bernentuk rongga yang akan jadi saluran pencernaaan. Rongga gastrula tersebut disebut gastrosel(arkenteron). 4Setelah mencapai bentuk blastula, pertambahan massa sel masih terus terjadi dengan pembelahan mitosis. Akibatnya sel mendesak ke bawah sehingga terjadi pelipatan sel ke dalam atau yang dikenal dengan invaginasi.Yang akan membentuk sebuah lekukan yang disebut blastopore. Proses inilah yang menandai dimulainya gastrulasi. Sel-sel yang mengalami invaginasi akan terus tumbuh ke arah dalam sehingga terbentuk rongga arkenteron. Sehingga dalam proses ini sel-sel blastula akan diatur kembali dan akan mengalami tranformasi embrionik menjadi embrio berlapis 3 (Eksoderm, mesoderm, dan endodem).
e.Neurula
Setelah terbentuk gastrula, embrio akan berdeferensiasi yaitu perubahan sel-sel yang belum terspesialisasi menjadi sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi khusus. Yang berarti perubahan sifat fisik dan fungsi sel sewaktu sel berpoliferasi dari embrio untuk membentuk struktur tubuh yang berbeda-beda. 5Organ yang pertama terbentuk adalah neural tube(bumbung neuron) dari pelipatan lempeng neuron ektodermal, dan notocord(batang skeletal) yang terbentuk melalui kondensasi mesoderm dorsal, serta pembentukan selom dari pemisahan mesodermal lateral. Sehingga proses ini disebut neurulasi yaitu tahapan terbentuknya tabung neural (neural tube) dan notocord pada embrio.
Pada tahap ini general ektoderm akan berdeferensiasi menjadi Epidermal ektoderm, Neural plate, ektoderm, neural crest ektoderm. General mesoderm akan terspesialisasi menjadi epimere, mesomere, hypomere. Sedangkan daerah general endoderm akan terspesialisasi menjadi foregut, hidgut dan midgut.
f.Organogenesis
Setelah berlangsungnya neurulasi , embrio memulai reorganisasi membentuk embrio lebih sempurna melalui beberapa tahap, yaitu :
Perubahan polaritas, yaitu dari kutub animal-vegetal menjadi arah anterior-posterior dari tubuh embrio
Histogenesis, yaitu penempatan diri 3 lapisan germinal(ektoderm, mesoderm, dan endoderm) berkembang menjadi jaringan organ dewasa
Organogenesis, yaitu ketiga lapisan germinal tersebut saling berinteraksi untuk membentuk organ dari jaringan yang sudah terbentuk. Pada lapisan ektodem akan membentuk kulit dan sistem syaraf. Pada lapisan mesodem akan membentuk rangka, otot, dan sistem sirkulasi. Pada lapisan endoderm akan membentuk saluran pencernaan dan derivatnya.6


Gambar: Perkembangan embrionik morula, blastula, gastrulaa
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana perkembangan embrionik pada Amphibi ?
2.Bagaimana perkembangan embrionik pada Amphioxus ?
3.Bagaimana perkembangan embrionik pada Aves ?
4.Bagaimana perkembangan embrionik pada Mamalia ?

C.Pembahasan
1.Perkembangan Embrionik Pada Amphibi
Tipe pembelahan pada katak adalah holoblasti teratur yaitu pembelahan pada berbagai daerah zigot.Telur yang belum terfertilisasi memiliki ciri khas yaitu derajat diferensiasi yang cukup besar. Hemisver animal disebelah atas sangat terpigmentasi, tetapi hemisfer vegetal disebelah bawah lebih padat dan dipenuhi kuning telur. Segera setelah perlekatan sperma sel telur mengorientasikan diri dengan kutub animal di sebelah atas. Pembelahan awal (morula) terjadi dalam waktu 2-3 jam setelah masuknya sperma. Setelah pembelahan awal selesai, sel di hemisfer vegetal membelah dengan kecepatan yang lebih rendah. Dengan begitu maka akan lebih banyak sel yang terbentuk di hemisfer animal. Sel-sel di hemisfer animal jumlahnya lebih banyak tetepi ukurannya lebih kecil dari pada sel-sel di hemisfer vegetal. Sel-sel di hemisfer animal dikenal sebagai mikromer.
Tahap blastula pada amphibi disertai dengan pembentukan silia pada embrio yang sedang tumbuh, sehingga embrio dapat berputar-putar pada rongga perivitelin. Membran vitelin mengelilingi embrio dan dan pada tahapan awal terangkat menjadi membran vertilisasi yang merupakan penghalang yang efisien bagi perlekatan sperma.Blastosel pada amphibi tidak berada persis di tengah dan dikelilingi oleh dinding yang tebalnya lebih dari satu sel.7
Tahap gastrulasi yang akan membentuk organisme tritubular memanjang dari kumpulan sel berbentuk bola berlapis tunggal. Proses ini dimulai ketika sebuah lipatan kecil, yaitu bibir dorsal blastophori muncul pada salah satu sisi blastula. Lipatan itu dibentuk oleh sel-sel yang mengalami invaginasi ke arah dalam dari permukaan. Tambahan sel-sel yang menjadi endoderm dan mesoderm kemudian menggulung ke arah dalam (involusi) di atas bibir dorsal dan berpindah menjauh dari blastopori dan menuju ke bagian dalam bagian interior gastrula. Sementara itu, sel-sel kutub animal yang akan membentuk ektoderm menyebar di seluruh permukaan luar embrio. Secara eksternal bibir blastopori mulai menjadi sirkuler. Secara internal ketiga lapisan germinal mulai terbentuk, sementara sel-sel terus berpindah ke arah dalam. Endoderm, mesoderm, dan arkenteron yang semakin melebar berkembang yang dilapisi oleh endoderm terus memenuhi ruangan yang ditempati oleh blastosel. Pada akhir gastrulasi blastopori sirkuler mengelilingi sumbat (sumbat kuning telur).8
Pada tahap neurulasi notocard dan neural tube terbentuk. Notocord terbentuk dari mesoderm dorsal yang berkondensasi persis di atas arkenteron. Sedangkan neural tube(tabung neural) berawal sebagai lempengan ektoderm dorsal persis di atas notocord yang berkembang. Setelan notocord terbentuk, lempeng neuron melipat ke arah dalam dan menggulung membentuk sebuah jaringan berlubang (neural tube). Jaringan pada pada daerah pertemuan pinggir-pinggir tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron (neural cest).
Tahap organogenesis amphibi ditandai dengan deferensiasi neural tube menjadi sistem syaraf pusat (otak danm sumsum tulang belakang). Notocord memanjang dan merenggangkan embrio di sepanjang sumbu anterior posterior. Notocord akan berfungsi sebagai pusat dan disekitarnya akan ada sel-sel mesodermal yang mengumpul dan membentuk vertebre. Kondensasi lain terjadi pada potongan memanjang mesoderm yang terletak lateral pada notocord yang memisah yang menjadi blok-blok yang disebut sebagai somit. Sel-sel somit tidak hanya menjadi vertebra tulang belakang tetapi juga membentuk otot-otot yang berkaitan dengan kerangka aksial.Mesoderm memisah menjadi 2 lapisan yang membentuk lapisan rongga tubuh atau selom. Sedangkan yang unik bagi organogenesis katak adalah adanya neural crest yang merupakan sumber sel-sel yang akan bermigrasi untuk membentuk banyak struktur, meliputi tulang dan otot, tengkorak, sel-sel pigmen kulit, sel-sel adrenal,dan ganglia periferal sistem syaraf.9
Gambar :Embriogenesis katak

2.Perk perkembangan embrionik pada Ampioxus
Perkembangan embrio diawali dengan proses impregnasi dimana sel telur dimasuki sel jantan. Pencampuran sel telur dan spermatozoa terjadi dalam sitoplasma telur. Tipe pembelahan pada amphioxus adalah holoblastik teratur yaitu pembelahan pada semua daerah sel telur secara merata.
Tahap morulasi pada amphioxsus sama seperti pada amfibi. Pembelahan pertama dan kedua pada bidang meredian menghasilkan 4 sel yang sama besar. Pembelahan ke3 pada biodang latitudinal menghasilkan 8 sel (4 macromer dan 4 micrimer) . Pembelahan ke4 pada bidang meredian menghasilkan 16 sel(8 macromer dan 8 micromer). Pembelahan ke 5 pada bidang latitudinal menghasilkan 32 sel macromer bagian atas lebih besar. Pembelahan ke6 pada bidang meredian menghasilkan 64 sel. Pembelahan ke 7 dan ke 8 Menghasilkan 70 sel, sehingga tersusun morula bentuk apel yang masif (tak berongga).10
Tahap blastulasi amphioxus mempunyai tipe celoblastula yaitu blastula bentuk bundar.Dimulai ketika bakal ektoderm epidermis dibina oleh sebagian besar daerah epiblas(micromer). Ectoderm saraf berupa sabit dorsal, terletak ke bawah dari daerah bakal ektoderm epidermis. Bakal notocord juga berupa sabit dorsal, terletak di bawah daerah bakaal ektoderm syaraf.11
Tahap gastrulasi Amphioxsus ditandai dengan epiboli berlangsung pada pada seluruh bakal ektodem, sepanjang anterio-posterior tubuh. Mengiringi proses membesar dan melonjongnya embrio. Terjadi invaginasi hipoblas dibagian daerah yang berbatasan dengan dengan sabit dorsal ke arah blastosol sampai bertemu dengan epiblas. Sel-sel bertambah banyak sehingga hipoblas memanjang menurut proses embrio. Daerah invaginasi hipoblas disebut blastopore. Selain itu juga terjadi involusi pada bakal notocord dari sabit dorsal. Ekstensi pada saerah bakal pembentuk alat, sehingga keseluruhan embrio memanjang dan membesar. Konvergensi terjadi pada daerah bakal mesoderm ke arah dorso median blastopore di daerah bibir lateral.12
Tahap Neurulasi amphioxus sedikit berbeda yaitu ketika neural plate berinvaginasi ektoderm epidermis mulai melipat dan bergerak melingkupi dorso mediana yang mulai berlangsung sejak dari bibir dorsal blastopore. Pelingkupan ektoderm menutupi bumbung neural didorsal, sehingga hanya ada satu neuopore terbentuk.13
Tahap organogenesis pada amphioxus hampir same dengan katak.

Gambar: Perkembangan embrionik Amphioxus
3.Perkembangan embrionik pada Aves
Sel telur hanya terdiri atas kuning telur, sebuah daerah sitoplasma tipis, dan sebuah nukleus,. Fertilisasi terjadi dalam oviduk dan albumin. Cangkang disekresi sebagai lapisan tambahan oleh kelenjar-kelenjar khusus yang bergerak menuruni oviduk. Pembelahan pada aves adalah tipe meroblastik (tidak sempurna) yaitu pembelahan hanya pada sebagian zigot yaitu daerah germinal disc. Karena aves mengandung kuning telur dalam jumlah yang sangat banyak maka pembelahannya hanya terbatas pada sebuah tudung kecil sitoplasma (cakram) pada kutub animal.Tahapan blastula dan gastrula pada aves terjadi pada saat telur masih berada di oviduk.
Tahap Morula melakukan pembelahan pertama pada bidang meredian.Pembelaham ke2 pada bidang meredian tegak lurus bidang pembelahan pertama.Pembelahan ke3 pada bidang vertikal melintang meredian bidan pembelahan pertama. Pembelahan ke4 pada bidang vertikal melintang pembelahan ke2. berupa 8 sel di tengah 12 sel di pinggir. Sel tengah berhubungan dengan yolk bawah. Sel pinggir sudah lepas dari yolkkecuali daerah tepi.
Tahap pembelahan blastula menghasilkan blastosidik yang berada pada massa kuning telur besar yang tidak membelah. Blastodisk berupa selapis sel yang berasal dari nukleus.dan sitoplasma telur yang terfertilisasi mengalami delaminasi hingga menghasilkan sebuah cakram berlapis dua yang mengelilingi blastosoel. Blastosidisk tersusun dalam dua lapis yaitu epiblas dan hipoblas yang mengikat blastosol dan membentuk blastula.14
Pada tahap gastrulasi ditandai dengan sel-sel epiblas bermigrasi ke arah garis tengah blastodisk, kemudian melepas dan memisah lalu berpindah ke arah dalam menuju kuning telur. Pergerakan ke tengah pada permukaan dan pergerakan sel-sel ke arah dalam pada garis tengah blastodisk menghasilkan lekukan yang disebut sebagai primitive streak. Ketika primitive streak semakin memanjang di atas permukaan blastodisk, primitive streak menandai apa yang akan menjadi sumbu anterior-posterior aves.Semua sel yang akan membentuk embrio berasal dari epiblas. Beberapa sel epiblas yang melewati primitive streak berpindah secara lateral ke dalam blastosel dan menghasilkan mesoderm. Sel-sel epiblas lainnya yang akan menghasilkan endoderm, bermigrasi melalui streak tersebut ke arah bawah, dan bercampur dengan sel-sel hipoblas. Sel-sel epiblas yang masih tetap di permukaan akan menjadi ektoderm. Setelah memisah dari endoderm se-sel hipoblas membentuk sebagian kantung yang mengelilingi kuning telur dan batang yang menghubungkan massa kuning telur dan embrio. Setelah ketiga lapisan germinal terbentuk, perbatasan cakram embrionik melipat ke arah bawah dan menyatu, sehinnga membagi embrio menjadi pipa berlapis tiga yang disatukan di bagian tengah ke kuning telur.
Tahap neurulasi aves mirip dengan katak. Arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi kuning telur. Sekitar bagian pertengahan embrio akan tetap bertaut ke kuning telur melalui batang kunung telur yang sebagian besar terbentuk dari sel-sel hipoblas.Pembentukan tabung neuron berasal dari lempengan ektoderm dorsal dan notocord terbentuk dari mesoderm dorsal.15

Gambar: Embrionok Aves




4.Perkembangan embrionik pada Mamalia
Sel telur mamalia di kelilingi oleh lapisan ekstra seluler tebal yang deisebut zona pelusida. Langkah pertama fertilisasi adalah perlekatan sperma secara longgar di permukaan zona pelusida. Peristiwa itu diikuti oleh pengikatan sperma dengan zona pelusida. Ikatan yang terbentuk sangat spesifik dan erat. Reseptor pengikatan sperma ada di zona pelusida sedang protein spesifik pengikatan sel telur terdapat dalam membran plasma sperma. Ribuan sperma dapat melekat kesatu sel telur yang sama. Sperma yang melekat lalu menyelesaikan reaksi akrosom yang merupakan proses persiapan penyatuan sperma dan sel telur.
Membran terluar dari struktur dua lapis akrosomal melekat dan berfusi dengan membran plasma sperma di tempat-tempat sepanjang bagian tepi kepala sperma. Reaksi akrosomal melepaskan enzim-enzim hidrolitik (akrosin) yang memungkinkan sperma bergerak melalui zona pelusida ke sel telur. Terowongan yang sangat sempit dihasilkan oleh sperma selama perjalanannya menembus zona tersebut.
Setelah berhasil melewati zona pelusida sperma tiba di terowongan perivitelin yang memisahkan sel telur dengan zona pelusida. Satu sperma menjalani fusi dengan sel telur melalui penyatuan membran akrosomal posterior sperma dengan membran plasma sel telur. Halangan yang terbentuk secara cepat dapat mencegah polispermi (fertilisasi satu sel telur oleh lebih dari satu sperma) kemuungkinan terjadi akibat perubahan-perubahan potensial listrik pada membran sel telur setelah masuknya sperma.
Masuknya sperma mengaktifasi sel telur dan nukleusnya. Pronukleus sperma menyatu dengan pronukleus sel telur. Granula kortikal di bagian tepi sitoplasma sel telur berfusi dengan membran plasma, dan berbagai enzim dilepaskan ke dalam rongga perivitelin. Enzim-enzim itulah yang menyebabkan zona pelusida menjadi kaku dan hilang kemampuannya untuk mengikat sperma. Sehingga dengan adanya zona pelusida yang menjadi kaku ini dapat mencegah polispermi.16
Fertilisasi mamalia berlangsung dalam oviduk. Sel telur dan zigot mamalia tidak memperlihatkan polaritas atau pengkutuban yang jelas, dan pembelahan zigot yang tidak memiliki kuning telur sehingga pembelahannya bersifat holoblastik teratur yaitu pembelahan pada berbagai daerah zigot(cakram). Pembelahan terjadi relatif lambat. Sumbu pembelahan tampak terorientasi secara acak, dan semua blastomer mempunyai ukuran yang sama. Pada mamalia terdapat proses pemadatan (compaction) yang terjadi pada tahapan delapan sel. Sebelum pemadatan sel-sel embrio terbungkus secara longgar, setelah pemadatan sel itu menempel erat satu sama lain.
Tahap morula Pembelahan pertama pada bidang latitudinal membagi zigot menjadi 2 sel. Pembelahan ke2 pada bidang meredian pada makromer kutup vegetal tingkat 3 sel. Sedang pada micromer pada bidang meredian tingkat 4 sel. Pembelahan ke3 satu makromer pada tingkat 5 sel , dari sel tetangga menjadi 6 sel. Satu micromer 7 sel. Dan satunya 8 sel pada macromer.
Tahap blastula didapat setelah sekitar 7 hari setelah fertilisasi, embrio mempunyai lebih dari 100 sel yang tersusun di sekitar rongga tengah. Ini adalah tahapan embrionik yang disebut blastosista, yang terdiri atas trofoblas yang mengelilingi blastosel dan massa sel bagian dalam (blastula).Blastosista terimplantasi dalam dinding uterus.Massa sel bagian dalam membentuk cakram pipih dengan lapisan sel bagian atas(epiblas) dan lapisan sel bagian bawah (hipoblas).
Tahap gastrulasi terjadi melalui pergerakan ke arah dalam sel-sel lapisan atas (epiblas) melalui primitive streak untuk membentuk mesoderm dan endoderm. Sedangkan hipoblas akan membentuk kantung kuning telur. Pada tahap ini trofoblas telah mulai membentuk karion dan terus berkembang ke dalam endometrium. Epiblas telah mulai membentuk amnion, yang mengelilingi rongga yang penuh cairan. Sel-sel mesoderm yang akan menjadi bagian dari plasenta juga berasal dari epiblas. Tahap gastrulasi ini juga melibatkan pergerakan ke arah dalam sel-sel epiblas menghasilkan embrio berlapis 3yang dikelilingi oleh mesoderm ekstraembrionik yang sedang memperbanyak diri.17
Tahap neurulasi epiblas akan menjadi ektodermepidermis dan ektodem syaraf, precorda dan notocord mesoderm.18
Organogenesis dimulai dengan pembentukan tabung neuron, notopcord, dan somit. Pada akhir trimester pertama perkembangan manusia,


Gambar :Embrio genesis mamalia






Gambar : organogenesis mamalia







Gambar :Neurulasi mamalia




D.Kesimpulan
Tahap perkembangan mahluk hidup di dahului dengan adanya proses fertilisasi yaitu peleburan sperma dan ovum yang akan menghasilkan inti zigot yang diploid. Dan setelah zigot terbentuk akan mengalami pembelahan mitosis dan memulai tahapan perkembangan embrio. Tahap perkembangan embrionik ini disebut juga embriogenesis yaitu proses perkembangan dari zigot dengan perkembangan organ tubuh (organogenesis). Sehingga terbentuk individu yang fungsional. Proses tersebut meliputi proses pembelahan morulasi, blastulasi, gastrulasi, neurulasi, dan organogenesis. Kecepatan pembelahan masing-masing organisme berbeda-beda tergantung dari tipe sel telur atau jumlah dan penyebaran yolknya. Makin banyak yolk maka makin lambat kecepatan pembelahannya, begitu pula sebaliknya. Jumlah yolk juga mempengaruhi pembelahan yang merata dan tidak merata pada waktu morula.



E.Penutup
Demkianlah makalah perkembangan embrionik yang dapat saya susun. Sesungguhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaa. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif dari pihak pembaca sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini ke depannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Amin.





DAFTAR PUSTAKA



Fried,George.H. George.J.Hademenos.Biologi.Jakarta:Erlangga.2006
Gayton.Hall.Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.1997
Reece,Campbell.Mitchel.Biologi.Jakarta:Erlangga.2009
Yatim,Wildan.Embriology.Tarsito:Bandung.1994
http.id.wikipedia.org./wiki/Emriofenesis.17.55.25/4/2010
http://images.google.co.id/imglanding?q=embriogenesis.17.00.25/04/2010

Sabtu, 08 Mei 2010

MASA KEEMASAN DINASTI ABBASIYAH


I. PENDAHULUAN
Kekuasaan Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan Bani Umayyah di Damskus. Nama ini diambil dari nama pendiri Abdullah Al-Shaffah Ibnu Muhammad dan Ali Ibn Abdullah Ibn Al-Abbas. Kekeuasaan dinasti ini berlangsung dari tahun 132 H-656H / 750 M- 1258 M.
Daulat ini resmi berdiri setelah terbunuhnya Marwan Ibnu Muahmmad (khalifah Bani Umayyah) di Fushat (Mesir) pada bulan Dzulhijjah 123 H. Akibat dari peperangan antara kekuatasn Abu Abbas melawan pasukan Marwan II pasukan Syiria pimpinan Marwan berhasil ditaklukan. Jatuhnya Syiria, khususnya jatuhnya Damaskus berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah.
Karakteristik kepemimpinan Abbasiyah berbeda dengan dinasti sebelumnya, yaitu keterbukaan terhadap budaya asing dan persamaan seluruh warga negara serta sikap para khalifat yang begitu menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, sehingga pada awal periodenya dinasti ini telah mengalami masa kejayaan. Dialam makalah ini akan dipaparkan lebih lanjut masa keemasan dinasti Abbasiyah, faktor-faktor yang mendukungnya, serta munculnya tokoh-tokoh Intelektual muslim pada masa itu.

II. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimanakah masa keemasan dinasti Abbasiyah?
B. Apakah faktor-faktor yang mendukung masa keemasan bani Abbasiyah?
C. Bagaimana lahirnya tokoh-tokoh Intelektual muslim masa dinasti Abbasiyah pada masa keemasan?


III. PEMBAHASAN
A. Masa Keemasan Dinasti Abbasiyah?
Selama dinasti Abbasiyah, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik, para sejarawan membagi masa pemerintahan dinasti Abbasiyah menjadi 5 periode, yaitu:
1. Periode pertama (132 H-232 H / 750 M – 847 M) di sebut periode Persia pertama
2. Periode kedua (232 H – 331 H / 847M – 945 M) disebut masa pengaruh Turki Pertama
3. Periode ketiga (334 H- 447 H / 947 M – 1055 M) disebut masa kekuasaan dinasti Buwaihi dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah yang biasa disebut masa pengaruh Persia Kedua
4. Periode keempat (447 H – 590 H / 1055 M – 1194 M) disebut masa kekuasaan dinasti Saljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah yang biasa disbut masa pengaruh Turki kedua
5. Periode kelima (590 H – 656 H / 1194 M – 1258 M) disebut masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain akan tetapi kekuasaaanya hanya efektif di sekitar Bagdad
Bani Abbasiyah mencapai puncak kejayaan (The Golden Age) pada periode pertama. Pada masa ini kemakmuran masyarakat mencapai puncaknya, filsafat dan ilmu pengetahuan mengalami kemajuan dan perkembangan yang pesat. Divisi negara penuh dan berlimpah, perdagangan mengalami kemajuan berat, kota Bagdad dijadikan sebagai kota perdagangan terbesar dunia.
Kemajuan dinasti Abbasiyah juga dilatar belakangi oleh sikap para khalifah yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, adanya persamaan terhadap seluruh warga negara (tidak memandang suku, bangsa, ras) serta keterbukaan terhadap budaya asing yang masuk sehingga pada awal periode dinasti ini telah mengalami kemajuan sehingga mencapai puncaknya pada masa khalifah Harun Ar-Rosyid.
Meskipun dinasti Abbasuyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan Bani Umayyah yang telah hancul di Damaskus, akan tetapi terdapat beberapa perbedaan karakteristik antara kekuasaan mereka. Dintaranya perbedaan itu salah jika dinasti Umayyah para bangsawannya cenderung hidup mewah dan bergelimang harta, mereka gemar memelihara budak berlian serta istri periharaan (harem). Kehidupan lebih cenderung ada kehidupan duniawi ketimbang mengembangkan nilai-nilai agama Islam. Dinasti Umayyah sengat bersifat Arab Oriented. Artinya dalam segala hal masih mempertahankan dan mengagungkan ke-Arab-an murni. Sedangkan dinasti Abbasiyah disamping para khlaifah yang sangat mengagungkan ilmu juga tidak bersifak Arab Oriented, mereka masih terpengaruh dengan corak pemikiran dan peradaban Persia, Romawi Timur, Mesir dan sebagainya.
Khalifah-khlifah yang memerintah selama masa keemasan, antara lain:
1. Abdullah Al-Shaffah (133 – 137 H / 750-754 M)
Dalam khutbah pelantikan yang sampaikan di Masjid Kuffah dia menyebutkan dirinya dengan As-Shaffah (penumpah darah) yang akhirnya menjadi julukannya. Dia adalah seorang khalifah yang gagah berani menindah tegas orang yang menentang kekuasaannya. Sehingga otoritasnya sebagai khaligfah diakui sepanjang wilayah Asia, Mesir dan Afrika Utara. Selain itu dia dipandang sebagai khalifah yang disiplin dan soleh yang bertanggung jawab terhadap terhadap tugas-tugasnya.
2. Abu Ja’far Almanshur (137-159 H / 754-775 M)
Sebagai khaligah yang mempunyai kemampuan dan kecakapan yang luar biasa mencurahkan segala waktu, tenaga dan pikirannya demi kemajuan dan kesejahteraan bangsanya. Selain itu dia merupakan seorang yang cerdas, disiplin, sederhana dan taat beribadah. Oleh karena tidaklah mengherankan jika selama kurang lebih 20 tahun dia berharap meletakkan landasan yang kuat dan kokoh bagi kehidupan dan kelanjutan kekuasaan dinasti Abbasiyah.
3. Al-Mahdi (159-169 H / 775-785 M)
Pemimpin yang toleran, membebaskan seluruh tahanan, melakukan program-program pembangunan yang besar. Ia memperluas dan menghiasi masjid kota-kota suci Islam, dan ia membangun Ibu kota kerajaan menjadi sangat megah.
Pada masa pemerintahannya terjadi peningkatan bidang perekonomian, pertaniah dan pertambangan Basrah menjadi pelabuhan yang penting dunia.
4. Al-Hadi (169-170 H / 785 – 786 M)
Dia memerintah hanya berlangsung 13 bula saja. Al—Hadi tiba-tiba tewas dalam suatu peristiwa yang misterius sebagian sejarawan mencatatnya sebagai sebuah kudeta yang cepat dan efektif. Pada masa pemerintahannya perngaruh Persia berkembang pesat. Perayaan hari besar lainya diselenggarakan dengan ragam busana Persia.
5. Harun Ar-Rasyid (170-194 H / 786-809 M)
Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya. Negara makmur, kesejahteraan kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasan. Pada masa inilah Negara Islam menempatkan dirinya sebagai Negara terkuat dan tak tertandingi.
Pada masanya terdapat cerita seribu satu malam yang telah membuat nama Harun begitu termasyhur disepanjang zaman. Pada pemerintahannya hidup para filosof, pujangga ahli baca al-Qur’an dan pra ulama’ bidang agama.
6. Al-Ma’mun (198-218 H . 813 – 833 M)
Zaman pemerintahannya merupakan zaman yang paling gemilang dalam sejarah intelektual Islam, pada masaanya banyak sekali ahli ilmu, kasusasteraan, sajak, kedokteran dan filsafat. Dia juga menyempurnakan usaha penerjemahan, mendirikan tempat peneropongan bintang di dataran Tadmore untuk meneliti bintang dan geometri, dia juga mendirikan lembaga ilmuah baitul hikmah sebagai tempat membaca, menulis dan diskusi. Dan dari baitul Hikmah inilah Bagdad mulai menjadi pusat ilmu pengetahuan.
7. Al-Mu’tashim (218-228 H / 833-842 M)
Al-Mu’tashimmemberi peluang besar kepada orang-orang Turki untuk masuk dalam pemerintahan, keterlibatan mereka dimulai sebagai tentara pengawal. Tentara tersebut dibina secara khusus menjadi prajurit-prajurit profesional.

8. Al-Watia (288-233 H / 842 – 847 M)
Al-Watia seorang yang dermawan dan mendukung kesenian dan kesusasteraan. Pada masanya pemerintahan sehat dan kuat.
B. Faktor-Faktor Yang Mendukung Masa Keemasan Bani Abbasiyah
Ada 2 faktor yang menyebab kan tumbuh dan berkembangknya peradaban Islam dinasti Abbasiyah, yaitu factor yang secara implicit mendukung tercapainya masa keemasan yang berasal dari pribadi Islam sendiri yaitu berupa semangat Islam.
1. Faktor Internal (dari Islam sendiri),
Yaitu semangat ini yang memberikan motivasi bagi pemeluknya, semangat ini telah ditanamkan Rosulullah SAW dan para sahabatnya dari zaman awal perkmbangan Islam sampai masa kejayaan samanat ini bersumber dari al-Qur’an dan hadits yang menjadi dasar dalam membentuk peradaban Islam.
2. Faktor Eksternal
Yaitu factor yang secara eksplisit mendukung terjadinya masa keemasan paradaban Islam antara lain:
a. Perkembangan Oraganisasi Negara
Dalam perkembangan ini disesuaikan dengan kebutuhan umat yang semakin hari semakin besar dan semakin banyaknya umat Islam dari berbagai Negara. Maka dibuatlah sebuah rancanangan organisasi dari tingkatan yang randah sampai kepada jabatan dan fungsi-fungsi special, seperti departeman politik, ekonomi, keuangan, keamanan, jabatan perdana mentri, sekretaris Negara, hakim, polisi, mariner, pejabat pos, pejabat cabinet presiden, pejabat kebiner parlemen dan sebagainya.
b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Gerakan ilmu pengetahuan mula-mula melalui bahasa Arab sebagai bahasa pemersatu, kemudian ke gerakan filsafat yang akhirnya lahir ilmu-ilmu lain seperti logika, kimia, filsafat, kedokteran dan sebagainya. Para ilmuan dan ulama’ bebas mempelajari dan meluaskan ilmu pengetahuan. Mereka dieri berbagai fasilitas oleh khalifah, bahkan deberi kebebasan keluar masuk Istana untuk menggali dan berdiskusi mengenai berbagai ilmu pengetahuan.
Dibangunnya lembaga Baitul Hikmah yang menjadi pusat studi ilmu pengetahuan yagn memunculkan berbagai cabang ilmu dan ahlinya.
c. Perluasan Daerah Islam
Pada masa dinasti Abbasiyah wilayah kekuasaan Islam amat luas meliputi wilayah yang telah dikuasai oleh dinasti Umayyah antara lain, Hijaz, Yman Utara, Palestina, Libanon, Mesir, dan sebagainya. Wilayah kekuasaaan uslam dari Hindia sampai ke Spanyol di Eropa.
d. Perubahan Sistem Politik.
Tidak bersifat aran oriented (fanatic pada keturunan arab), tetapi disamping bercorak arab murni juga telah dipengaruhi dengan corak pemikiran peradaban Persia, Romawi Timur, Mesir, dan sebagainya. Jadi masa dinasti Abbasiyah ukhuwah Islam bersifat pluralitik, tidak memandang suku bangsa, bahasa, dan ras. Sehingga kursi jabatan tidak hanya dipegang keturunan Arab asli.
C. Lahirnya Tokoh-Tokoh Intelektual Muslim
Lahirnya berbagai cabang ilmu dan ahlinya dilator belakangi oleh sikap para khalifah Abbasiyah yang sangat cinta pada ilmu, sehingga pada masa itu ilmu pengetahuan berkembang pesat. Selain itu pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan juga didukung dengan proses asimilasi pengetahuan dasar bangsa lain yang telah memunculkan intelektual-intelektual muslim yang ahli dalam berbagai bidang, antara lain:
1. Bidang Ilmu Agama (Ilmu Naqli)
a. Bidang Ilmu Tafsir
 Ibnu Jarir At-Thobari, dengan tafsirnya sebanyak 30 jilid
 Ibnu Athiyah Al-Andalusi (Abu Muhammad Ibnu Athiyah)
 Abu Muslim Muhammad bin Nashr Al-Isfahany wafat 322 H dengan kitab tafsirnya 14 jilid
 As-Suda yang mendasarkan Penafsirannya pada Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud dan para sahabat lainya.
b. Bidang Ilmu Hadis
 Imam Buchori (wafat 256 H) yang menulis hadits dengan menjaring antara hadits shohih dan tidak shohih, dan kitabnya al-Jami’ As-Shohih.
 Imam Muslim (wafat 261 H) dengan kitabnya Shohih Muslim
 Imam AL-Hakim MUhamad Ibnu Hibban (wafat 354 H) dengan kitabnya Mustadrok Al-Taqsim wa Al-Anwa
 Imam Malik (wafat 179 H) yang terkenal dengan kitab hadisnya Al-Muwatta
 Imam Syafi’I dengan kitab Musnadnya
c. Bidang Ilmu Kalam
Yang paling berjasa dalam menciptakan ilmu kalam adalah kaum Mu’tazilah karena mereka adalah pembela gigih terhadap Islam dari serangan Yahudi, Nasrani dan Watsani. Jadi sebagian besar tokoh ilmu kalam adalah dari kaum Mu’tazilah, diantaranya:
 Washil Ibnu Atho’
 Abu Huzail Al-Allat
 Abu Hasan al-As’ari
d. Bidang Ilmu Tasawuf
Tokoh-tokoh dalam bidang ilmu ini kebanyakan adalah seorang yang zahid yang tekun beribadah dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT, serta meninggalkan kesenangan dunua. Zahid yang ternama masa dinasti ini antara lain:
 Al-Tsauri (wafat 135 H) bertempat di Kuffah
 Robia’al al-Adawiyag (wafat 185 H) di Basrah
 Ibrahim bin Adam (wafat 162 H), mantan penguasa dari Persia
 Syaqiq Al-Balkhi (wafat 194 H) Murid Ibbrahim bin Adam
 Ja’far Shodoq (wafat 148 H) dari Madinah
e. Bidang Ilmu Bahasa
 Diantara ilmu bahasa yang berkembang pada waktu itu adalah Nahwu, Shorof, Bayan, Badi’ Arudl, ahli ilmu bahasa diantaranya:
 Sibawaih (wafat 183 H), karyanya terdiri dari 2 jilid setebal 1000 halaman.
 Al-Kasa’I (wafat 190 H) yang mengarang kitab tata bahasa
 Abu Zakaria Al-Harro (wafat 208 H) kitab Nahwunya setebal 6000 halaman.
 Muaz Al-Harro (wafat 187 H) yang mula-mula membuat tashrif
f. Bidang Ilmu Fiqh
Daulat Abbasiyah merupkan masa keemasan tamadun Islam yang telah melahirkan ahli-ahli hukum (Fuqoha’) yang tersohor dalam sejarah Islam dengan kitab-kitab fiqihnya, mereka adalah imam mazhab 4 yaitu: Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad Ibnu Hambal.
2. Bidang Ilmu Akal (ilmu Aqli)
a. Ilmu Kedokteran
 Ar-Rozi, tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dan Measles. Dia juga orang pertama yang menyusun kedoteran anak.
 Ibnu Shina, dengan bukunya Al-Qinun Al-Thib yang dikenal de barat dengan “The Canon Of Mediore”
 Al Ibnu Rabban, dokter pertama yang terkenal dengan bukunya Firdaus Al-Hikmah
b. Ilmu Filsafat
 Al-Hindi, buku karangannya sebanyak 236 judul. Selain itu Ia juga menulis ulasan-ulasan atas buku Aristotels yang berbeda, diantarany, pengantar atau menulis logika menurut pikirannya endiri.
 Al-Farabi, guru dari Ibnu Shina dan Ibnu Rusyd. Ia memiliki karya sebanyak 12 buah, diantaranya banyak tentang filsafat, logoka, jiwa, kenegaraan, etika dan interpretasi terhadap filsafat Aristoteles.
 Al-Ghozali, sebesar tokoh pemikir Islam dan sekaligus tokoh pemikir kemanusiaan. Teorinya yang terkenal tentang kelemahan akal dalam bukunya Tahafut Al-Falasifah.
 Ibnu Rusyd, ahli filosof Aristoteles. Dia mengarang kitab Tahafufh Al-Tahafuth sebagai bentuk bantahan terhadap karya Al-Ghazali Tahafut Al-Falasifah.
c. Ilmu Astronomi
 Al-Battani, yang berhasil membuat daftar tabel Sinus, tangen, dan Kotangen dari 0-90 derajat secara cermat.
 Al-Biruni, cendekiawan dan sainitis Islam terkemuka masa kejayaan Islam. Sarjana yang paling besar sepanjang masa.
 Al-fazhari, orang pertama yang mengerjakan astrolog
 Al-farghani, karya yang utama yaitu al-mudkhila Ilmu Hayai Al-Aflal.
d. Ilmu Hitung
 Al-khawarizmi, kitabnya berjudul kitabul jama’ wa al Tafria yang menerangkan seluk beluk angka-angka termasuk angka nol.
 Umar Al-Khayyan, seorang ahli matematika sekaligus astronom dan penyair ternam.
e. Ilmu Geografi Dan Sejarah
 Baladlari, sejarawan terkenal dengan kitabnya Futuh al-Buldan yang ditulis dengan gaya yang mengagumkan dan menjadi tanda bagi kemajuan yang cemerlang akan semangat sejarah.
 Al-mashudi, sejarawan dan ahli georafi, kitabnya Muruj al-Dahab wa Madan al-Jawahar adalah catatan tentang pengalaman pengembaraannya dan mengamatannya.
f. Ilmu Kimia
 Jabir bin Hayyan, ahli kimia dari kuffah yang merupakan bapak modern . dia mendirikan sebuah leboraturium di Kuffah dan ebrhasil menemukan beberapa bahan kimia dan menulis sejumlah buku tentang kimia.
IV. KESIMPULAN
Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari dinasti Umayyah di Dmaskus. Dinasti ini mengalami masa keemasan (The Golden Age) pada periode Persia pertama (132 -232 H). puncak kejayaannya terjadi pada masa pemerintahan khalifah Harun Ar-Rasyid (170-194 H).
Keemasan dinasti Abbasiyah didukung oleh berbagai factor, yaitu Internal (semangat islam) yang telah ditanamkan sejak masa Rosuullah dan para sahabatnya yang ajarannya bersumber dari al-Qur’an dan Haidts. Factor kedua adalah Eksternal yang meliputi perkembangan organisasi Negara yang telah dibentuk secara teratur sesuai dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan, dengan dukungan dari para khalifah yang sangat cinta pada ilmu pengetahuan, perluasan daerah Islam yang membentang dari Hindia sampai Eropa, dan perubahan system politik yang tidak bersifat Arab Oriented, sehingga sangat berbeda dengan dinasti Umayyah dulu.
Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan proses asimilasi dengan Negara lain, maka akan memunculkan berbagai jcabang ilmu dari tokoh-tokoh intelektual muslim yang ahli dalam ilmu-ilmu tersebut.

V. PENUTUP
Demikianlah makalah yang saya susun, kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat di harapkan guna perbaikan makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
Yatim, badri. Dr. MA.Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Raja Grafindo. 2003
Mufrodi, Al. Dr. Islam dari Kawasan Kebudayaan Arab. Surabaya : Logos Wacana Ilmu. 1996
Sunanto, Musrifah. Prof. Dr, Sejarah Islam Klasik. Semarang : Karya Toha Putra, 2004
Murodi. Drs, Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang : karya toha Putra, 1997
Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban di kawasan Dunia Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2004
Ali, K, Sejarah Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2000
Chair, Abd. Dr. MA. Dkk, Ensiklopedia Tematis Dunia Islam. Jakarta : Ikhtiah Baru Van Hoole
Sholikin, M. Sejarah Peradaban Islam. Semarang : Rasail. 2003
Ali, K, Studi Sejarah Islam. Bandung : Bina Cipta. 1995
Ma’ruf, Misbah. Drs. Dkk, Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang : Wicaksana. 1996
Gunadi, RA. M. Shoelhi, Dari Penakluk Jerussalem Hingga Angka Nol. Jakarta : Republika. 2002
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi Allah SWT. atas segala karunia dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul Sumber dan karakteristik islam dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. shalawat senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman jahiliyyah ke zaman islamiyah
Agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW yaitu Islam mempunyai berbagai karakteristik dan sumber yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap Muslim. Maha Besar Allah yang telah menganugerahi kita dengan kenikmatan luar biasa yaitu beragama Islam. sebab didalam agama Islam tersebut terdapat tuntunan kearah yang baik dan benar yang dapat memberikan jalan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Metologi Studi Islam yang didalamnya membahas bagaimana mempelajari atau meninjau Islam secara komperhansif. namun, saya sadar bahwa makalah Metodologi Studi Islam yang membahas sumber dan karakteristik islam ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh sebab itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan dari pihak pembaca. Dan penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfa’at bagi kita. Amin
Wallahu Muwafiq,Ila Aqwamitthariq
Wasssalamu’alaikum wr. Wb

Semarang, 18 Oktober 2009



Penyusun

SUMBER DAN KARAKTERISTIK ISLAM

A. PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang benar-benar bersumber dari Allah SWT, yang tidak ada keraguan sedikitpun mengenai kebenaran-Nya. Islam lahir sebagai Agama yang menyempurnakan agama-agama terdahulu yang sudah banyak dikotori oleh campur tangan pemeluknya sendiri. Islam mempunyai sumber ajaran utama yaitu al-Qur’an yang mutlak benarnya karena bersumber langsung dari Allah SWT, yang kedua yaitu Hadits sebagai sumber kedua setelah al-Qur’an. Di dalam Islam juga dikenal adanya Ra’yu atau akal pikiran yang digunakan sebagai sumber pendukung untuk mendapatkan hukum bila dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ditemui. Islam juga mempunyai berbagai karakteristik yang sangat luwes dan toleran, sehingga Islam menjadi sangat menarik bagi pemeluknya baik dalam kajian historist maupun normatif. Islam juga memiliki moralitas yang tangguh dan kuat yang di dalamnya mencakup aspek-aspek dalam berbagai segi kehidupan. Di dalam Islam juga dikenal pembaharuan atau modernisitas yang semuanya itu adalah untuk mencapai kekuatan dan kemajuan Islam. untuk selengkapnya akan dibahas dalam makalah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Sumber Ajaran Islam Primer dan Sekunder ?
2. Bagaimanakah Sifat Dasar Islam?
3. Bagaimanakah Karakter Islam Antara Normativitas dan Historitas?
4. Bagaimanakah Moralitas Islam Dalam Ibadah, Pendidikan, Ilmu dan Sosial?
5. Bagaimanakah Islam Dalam Wacana Pembaharuan?




C. PEMBAHASAN
1. Sumber Ajaran Islam
Islam merupakan nama dari suatu agama yang berasal dari Allah SWT, sumber ajarannya berasal dari wahyu yang datang dari Allah SWT. bukan berasal dari manusia dan bukan pula berasal dari nabi Muhammad SAW. Di kalangan ulama’ terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran Islam yang utama (primer) adalah Al qur’an dan As sunnah sebagai sumber ajaran kedua. Selain itu juga digunakan ro’yu atau akal pikiran untuk memahami Alqur’an dan Assunnah.
Sumber ajaran Islam ada 3:
a. Al quran
Al qur’an merupakan fundamental ajaran Islam yang di dalamnya memuat wahyu dari Allah SWT. Alqur’an merupakan sumber ajaran Islam pertama dan utama dalam Islam. Alqur’an adalah kitab suci yang isinya mengandung firman Allah, turunnya secara bertahap melalui malaikat, pembawanya adalah Nabi Muhammad SAW, susunanny dimulai dari surat al fatihah bdan diakhiri surat an nass, bagi yang membacanya bernilai ibadah, fungsinya sebagai hujjah atau bukti yang kuat atas kerosulan Nabi Muhammad SAW, keberadaannya hingga kini masih terpelihara dengan baik dan pemasyarakatannya dilaksanakan secara berantai dari satu generasi ke generasi lainnya dengan tulisan dan lisan.
Tujuan diturunkan Alqur;an untuk menjadi pedoman bagi umat manusia dalam hidup. sehingga mencapai kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al Ahzab: 36
         •             •   
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata”.
(QS Al Ahzab: 36)
Al-Qur’an menjadi sumber nilai dan norma umat Islam, yang berisi tentang:
• Petunjuk mengenai aqidah yang harus diyakini umat Islam. petunjuk aqidah ini berintikan keimanan akan ke-Esaan Tuhan dan kepercayaan terhadap kepastian adanya hari kebangkitan, perhitungan serta pembalasan kelak.
• Petunjuk mengenai syariah yaitu jalan yang harus diikuti oleh manusia dalam berhubungan dengan Allah dan sesama insan. demi kebahagian dunia dan akhirat.
• Petunjuk tentang akhlak mengenai baik dan buruk yang harus diindahkan manusia.
• Kisah-kisah umat manusia masa lampau (sejarah).
Dengan demikian al Qur’an menjadi sangat fundamental bagi manusia, sebagaimana firman Allah (Q.S al-An’am:38)
             •           
“Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”. (Q.S al-An’am:38)
b. As-Sunnah
Sunnah adalah segala yang dinukilkan nabi SAW baik perkataan, perbuatan maupun taqrir. Kedudukan as-Sunnah sebagai sumber ajaran Islam selain didasarkan pada keterangan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits juga didasarkan pada kesepakatan para sahabat.
Sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah al-Qur’an as-Sunnah memiliki fungsi yang sejalan dengan al-Qur’an. keberadaan as-Sunnah tidak dapat dilepaskan dari adanya sebagian dari ayat al-Qur’an yaitu:
• Ayat yang bersifat global yang memerlukan perincian, maka Hadits berfungsi untuk merinci petunjuk dan isyarat al-Qur’an yang global tersebut.
• Ayat yang bersifat umum (menyeluruh) yang menghendaki pengecualian, maka hadits berfungsi sebagai pengecuali terhadap isyarat al-Qur’an yang bersifat umum.
• Ayat yang bersifat mutlak (tanpa batas) yang menghendaki pembatasan, maka hadits berfungsi sebagai pembatas.
• Isyarat al-Qur’an yang mengandung makna lebih dari satu (Musytarak) yang menghendaki penetapan makna, bahkan terdapat sesuatu yang secara khusus tidak dijumpai keterangannya dari al-Qur’an, maka Hadits berperan sebagai pemberi informasi terhadap kasusu tersebut. Dengan demikian, pemahaman al-Qur’an dan pehaman ajaran Islam yang seutuhnya tidak dapat dipisahkan tanpa mengikut sertakan Hadits.
c. Ro’yu
Ro’yu atau akal pikiran merupakan sumber ajaran Islam yang ketiga setelah al-Qur’an dan Hadits. Ro’yu disebut sebagai sumber sekunder atau instrumental karena merupakan sarana atau alat untuk memahami ajaran dasar.
Ro’yu digunakan untuk ijtihad yaitu melakukan kesungguhan dan ketekunan optimal untuk menetapkan hukum Syara’. Jadi, ijtihad dilakukan untuk menetapkan hukum yang tidak dipenuhi dalam al-Qur’an dan Hadits.
Syarat-syarat melakukan ijtihad yaitu:
1.) Mengetahui Nash
2.) Mengetahui soal-soal ijma’
3.) Mengetahui Bahasa Arab
4.) Mengetahui Ushul Fiqih
5.) Mengetahui Maslihul Mursalah
6.) Ilmu-ilmu penunjang.
Jadi, apabila terdapat suatu perkara yang Allah SWT dan Rasul-Nya belum menetapkan ketetapannya, maka umat Islam dapat menentukannnya sendiri.
               •           
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun". (Q.S al-Maidah:101)

2. Sifat Dasar Ajaran Islam
Konsep dasar ajaran Islam adalah seuruh alam semesta diciptakan oleh Allah SWT yang merupakan Tuhan dan penguasa alam semesta, Dialah pencipta alam semesta, Dan penguasa alam semesta dan Dia pula yang akan mencukupinya. Diciptakannya manusia, dan masing-masing manusia diberi umur tertentu, Allah SWT telah menentukan kode kehidupan tertentu yang paling tepat bagi manusia, tetapi pada saat yang sama manusia diberi kebebasan untuk memilih. Apakah akan menerima atau mengingkari dasar kehidupannya sendiri. Ajaran Islam memiliki sifat khas yang berneda dengan ajaran Agama lainnya yang menjadikannya menarik bagi manusia sepanjang umur dan zaman.
Sifat dasar Islam antara lain:
a. Kederhanaan, rasionalitas, dan praktis
Islam tidak memiliki mitologis, ajarannya cukup sederhana dan dapat dipahami. Didalamnya tidak pernah ada tempat bagi keberhalaan dan keyainan yang tidak rasional. Ajaran Islam bersifat rasional yang dapat dijelaskan oleh logika dan penalaran. Islam merangsang pemeluknya mempergunakan akal serta mendorong pemakaian intelek.. Ajarannya bersifat dan langsung yaitu setiap manusia dimungkinkan untuk memahami kitab Allah SWT secara langsung dan menerapkan ketentuan yang ada dalam kehidupan praktis. Sehingga jelaslah bahwa Islam merupakan agama yanng praktis dan tidak memperbolehkan manusia berpuas diri dalam kekosongan (kesia-siaan).
b. Kesatuan antara materi dan rohani
Islam mendorong manusia untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan. Islam tidak memisahkan secara yang material dengan yang moral, yang duniawi dengan yang ukhrawi, dan mengajak manusia agar selalu mencurahkan tenaga untuk mengkonstruksikan kehidupan atas dasar moral yang sehat. dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Islam menyuruh untuk memadukan antara kehidupan moral dan materi. Sehingga keduanya saling selaras dan memberi kemanfa’atan, bukan dengan kehidupan asketisme (kepertapaan) maupun dengan ideologi materialistik yang dapat mengabaikan sisi moral dan spiritual kehidupan.
c. Sebuah cara hidup yang lengkap
Islam mempunyai cara hidup yang lengkap yang melingkupi seluruh aspek eksistensi kehidupan manusia. Islam memberikan tuntunan bagi seluruh aspek kehidupan baik pribadi dam sosial, material dan moral, ekonomi dan politik,, legal dan kultural, serta nasional dan internasional. Al-Qur’an mengajak manusia agar memeluk Islam tanpa keraguan dan mengikuti tuntunan Ilahi dalam segala aspek kehidupan.
d. Keseimbangan antara pribadi dan masyarakat
Islam menciptakan keserasian dan keseimbangan antara individualisme dan kolektivisme. Keduanya mempunyai hak dan kewajiban sehingga harus ditunaikan secara selaras dan sebaik-baiknya.
e. Universalitas dan Humanisme
Islam bersifat menyeluruh dan sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, Islam menghendaki perdamaian dan persatuan Umat.
f. Keajegan dan perubahan
Yang dimaksud keajegan dalam Islam bukan berarti kaku, datar dalam setiap hal. Islam bisa menerima perubahan. Keduanya harus dijalankan secara luwes dan seimbang, sehingga prinsip Islam tetap ada tanpa terganggu oleh perubahab yang ada.


3. Karakter Islam Antara Normativitas dan Historitas
Para ilmuwan mencoba untuk melakukan berbagai pendekatan guna mengenali karakteristik ajaran Islam. Misalnya Harun Nasution menggunakan pendekatan filosofis dan historis sebagai acuannya. H.M Rasyidi melakukan pendekatan normatif legalistik. Karakteristik normatif yaitu karakteristik yang memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang didalamnya terdapat penalaran manusia.
Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenali melalui konsepnya dalam berbagai bidang. seperti bidang agama, ibadah, mu’amalah, yang didalamnya mencakup masalah pendidikan, illmu pengetahuan, kebudayaan, sosisal, ekonomi, politik, lingkungan hidup, kesehatan. Serta Islam sebagai sebuah disiplin Ilmu. sedangkan karakteristik Historistik adalah Ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut.
Macam-macam karakteristik Islam:
a. Kerobbanian
Kerobbanian adalah karakteristik konsep Islam yang terutama dan sumber dari karakteristik lainnya, konsep Islam ini merupakan aqidah yang diwahyukan dari Allah SWT dan bersumber dari pada-Nya saja. Konsep ini diterima oleh seluruh unsur keberadaan manusia bukan diciptakan oleh manusia sebagaimana konsep keberhalaan. sehingga apa yang dikerjakan manusia menurut karakteristik Islam konsep Rabbani ini hanyalah menerima, memahami, beradaptasi dengannya dan menerapkan tuntutan-tuntutannya dalam kehidupan manusia.
b. Kekonstanan
Kekonstanan terdapat pad sendi-sendi pokok konsep dan nilai-nilai yang esensial dalam Islam, karena sendi-sendi dan nilai-nilai ini tidak berubah dan tidak berimbang dengan berkembangnya fenomena-fenomena kehidupan yang nyata dan bentuk-bentuk aturan praktis. perubahan pada fenomena-fenomena kehidupan dan bentuk-bentuk aturan ini tetap dalam kerangka sendi-sendi dan nilai-nilai yang tetap dalam konsep. Sehingga tidak ada pelanggaran pokok aturan Islam meskipun telah terjadi perubahan atau kondisi tetap (konstan).
c. Ke-Universalan
Kehidupan aqidah yang dijalani sendiri akan menimbulkan pemikiran yang bersifat parsial sehingga tidak akan pernah mencerminkan suatu kehidupan yang menyeluruh atau universal. Ke-Universalan akan membuat lengkap dan sempurna suatu sistem yang mencakup aqidah dan organisasi kehidupan dan akan memberikan ketenangan pada fitrah manusia, karena ia menghadapi fitrah tersebut dengan tabi’’at yang padu tidak terpecah belah eksistensinya. dengan demikian ke-Universlan akan memberikan kelengkapan dan kesempurnaan serta keterpaduan dalam menjalankan hukum Islam.
d. Keseimbangan
Dalam posisi yang seimbang, maka Islam tidak akan terombang-ambing dalam keadaan kurang atau lebih maupun dari benturan berbagai masalah. yang dimaksud keseimbangan dalam Islam konsepnya yaitu keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat yang merupakan Implementasi keseimbangan antara kemutlakan kehendak Ilahi dengan ketetapan hukum-hukum alam. Apabila manusia hanya mengedepankan salah satunya maka tidak akan terjadi pemuliaan.
e. Keaktifan
Sifat Allah dalam konsep Islam bukanlah sifat yang pasif. Dan kesempurnaan-Nya bukan sifat yang pasif pula, sesungguhnya keaktifan hubungan antara Allah SWT dengan seluruh makhluk-Nya bersifat padu dan aktif. Konsep manusia tentang Tuhannya dan keterkaitan sifat-sifatNya dengan kehidupan manusia, itulah yang menentukan nilai Tuhan di dalam dirinya, disamping menentukan juga sikapnya kepada-Nya.

f. Kerealistisan
Konsep ini berhubungan dengan reailtas-realitas objek yang memiliki wujud yang nyata dan meyakinkan. dan bekas yang realitas. Ia tidak berupa konsep rasional atau idealisme yang tak mempunyai wujud dalam realita. Sehingga dalam kerealistisan konsep dasar Islam akan membawa kepada kehidupan yang bersifat nyata, sebab konsep Islam berhubungan dengan hakikat Ilahi yang nampak dalam jejak bekasnya yang aktif dan efektifitasnya yang nyata. Selain itu juga berhubungan dengan hakikat alam yang nampak dalam gejala-gejalanya yang indrawi, yang memancarkan dan menerima pengaruh.
g. Ketauhidan
Tauhid merupakan sendi pertama konsep Islam, karena dia adalah hakikat pokok dalam aqidah Islam. Tauhid juga merupakan salah satu karakteristik dalam konsep Islam karena luasnya kajiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsep Islam adalah satu-satunnya konsep yang tetap tegak di atas landasan tauhid yang murni, dan tauhid merupakan salah satu karakteristik konsep ini, sehingga ketauhidan memberikan pada keunikan dan keistimewaan diantara semua aqidah yang ada di dunia

4. Moralitas Islam dalam Ibadah, Pendidikan, Ilmu dan Sosial
Pada prinsipnya moral tidak seperti akhlak yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits secara mutlak
• Ibadah dalam Islam
Ibadah dalam Islam merupakan cara untuk mensucikan diri. Dasar dari ibadah adalah pengakuan bahwa manusia adalah makhluk Allah, Oleh karena itu, berkewajiban untuk mengabdi kepada-Nya. sedang dalam ajaran Islam konsepsi ibadah berkaitan erat dengan pandangan bahwa landasan kehidupan adalah keyakinan dan pemikiran yang benar, kesucian jiwa dan tindakan yang baik.
Keutamaan Ibadah menurut ajaran Islam antara lain:
a. Bebas dari segala perantara
Islam telah melepaskan Ibadah dari ikatan perantara yang menghubungkan manusia dengan sang pencipta. Islam menghendaki hubungan langsung antara manusia dengan Tuhan-Nya, sehingga perantara tidak diperlukan lagi.
b. Tidak ditunjukkan untuk wilayah tertentu
Islam membebaskan tempat dalam ibadah. Dimana saja manusia dapat menghadapkan wajahnya kepada Tuhannya.
c. Melingkupi segala
Islam tidak terpaku pada bentuk do’a atau pujian tertentu. Segala perbuatan baik yang di lakukan dengan tulus, serta kesadaran bahwa segalanya di lakukan untuk melaksanakan perintah Tuhannya semata-mata mencari keridhoan-Nya.
• Moralitas Islam Dalam Pendidikan
Islam memiliki ajaran khas dalam bidang pendidikan. Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all) dan berlangsung sepanjang hayat (long life education). Dalam bidang pendidikan islam memiliki rumusan yang jelas, dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan sebagainya.
Di Al qur’an dijumpai beberapa metode-metode pendidikan seperti metode ceramah, tanya-jawab, diskusi, dan lain-lain. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang di ajarkan dan dimaksudkan agar tidak membosankan.
• Moralitas Islam Dalam Ilmu
Islam memiliki berbagai disiplin ilmu yaitu ilmu ke-Islaman. Yang termasuk ilmu keislaman adalah Alqur’an/tafsir, hadits/ilmu hadits, ilmu kalam, filsafat, tasawuf, hukum islam, sejarah dan kebudayaan islam, serta pendidikan islam.
Islam dan ilmu akan membawa kepada timbulnya jurusan dan fakultas di IAIN yang tersebar di Indonesia.
• Moralitas Islam Dalam Sosial
Dalam sosial yang di bicarakan adalah hubungan manusia dengan makhluk di sekitarnya secara komprehensif. Baik dalam keluarga, karib maupun masyarakat. Islam memiliki keluasan dalam berinteraksi dengan sesamanya. Islam juga menjunjung tinggi tolong-menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiaan, kesamaan derajat, tenggang rasa, dan kebersamaan.

5. Pembaharuan Dalam Islam
Pembaharuan dalam islam mengandung makna modernisasi-modernisasi dalam masyarakat barat mengandung arti pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk mengubah paham, adat-istiadat, institusi lama, dan sebagainya. Untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan IPTEK modern.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern memasuki dunia islam, terutama pembukaan abad ke-19 yang dalam sejarah islam di pandang sebagai permulaan periode modern. Kontak dengan dunia barat selanjutnya membuat ide-ide baru ke dunia Islam tersebut rasionalisme, nasionalisme, dan demokrasi, semua itu akan menimbulkan persoalan baru.
Sebagaimana di Barat, dunia Islam juga timbul pikiran dan gerakan untuk menyesuaikan keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan modern. Kata modernitas dianggap mengandung arti negatif, maka untuk menjauhi arti negatif itu apabila diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu pembaharuan.
Pada abad ke-18 dan 19 timbullah kesadaran akan kelemahan dan kemunduran umat Islam pada diri pemimpin-pemimpin setelah adanya hubungan langsung dengan dunia barat. Adanya kontak itu membuat para pemimpin Islam dapat mengadakan perbandingan antara dunia Islam yang sedang menurun dan dengan dunia Barat yang sedang naik. Keadaan ini mendorong pemimpin-pemimpin Islam untuk menyelidiki sebab yang membawa Islam kepada kemunduran dan kelemahan. Selanjutnya mereka memikirkan jalan keluar untuk mencapai kemajuan dan kebahagiaan. Diantara sebab yang ditemukan pemimpin-pemimpin Islam yang membuat Islam lemah dan mundur adalah bahwa Islam yang dianut dan yang di amalkan umat bukan Islam yang sebenarnya. Di dalam Islam telah masuk ajaran dan praktek dari luar. Dengan kata lain, bid’ah yang tidak menguntungkan telah banyak masuk ke dalam Islam. Selain itu juga berkurangnya pemikiran untuk berijtihad untuk menemukan hukuk dari sumber al Qur’an dan Hadits. Mereka lebih banyak bersifat taklid dan menjadi statis. Sehingga timbullah anggapan bahwa hidup di dunia bukan untuk orang Islam tapi untuk orang bukan Islam. Selain itu dalam ajaran jabariyah yang didalamnya terdapat teologi islam mulai mempunyai pengaruh kepada umat Islam diabad pertengahan. Ajaran ini dan ajaran tawakkal yang dibawa tarikat sufi telah menghilangkan dinamika umat Islam, sebagai gantinya timbullah sikap pasif dikalangan umat Islam. Sebab lain ialah pemerintahan absolut yang terdapat di dunia Islam abad pertengahan. Sultan atau raja berbuat sekehendak hati tanpa memperhatikan kepentingan umat. Itulah sebab-sebab penting yang membawa kemunduran dan kelemahan umat Islam. Maka pembaharuan yang perlu dilakukan yaitu umat Islam harus kembali pada ajaran Islam sebenarnya yaitu sebagai mana diamalkan umat Islam dizaman kelasik. Sikap taklid kepada pendapat dan penafsiran lama juga harus ditinggalkan dan pintu ijtihad dibuka, yang dijadikan pedoman hanya Al Qur’an dan Hadits. Dinamika dikalangan umat Islam harus dihidupkan kembali dari paham tawakkal dan paham Jabariyah. Orientasi keakhiratan umat Islam harus diimbangi dengan orientasi keduniaan. Pendidikan tradisional harus diubah dengan memasukkan ilmu pengetahuan modern kepada kurikulum madrasah. Dalam bidang politik, pemerintahan absolut harus diubah menjadi pemerintahan demokrasi.
Perubahan-perubahan telah banyak terjadi dikalangan umat islam yang pada intinya tidak melanggar ajaran-ajaran agama. Jadi pembaharuan yang terjadi di dunia Islam dimaksudkan untuk kemajuan Islam dengan meninggalkan tradisi lama bukan dengan meninggalkan dasar agama atau ketentuan-ketentuan yang dibawa wahyu.

D. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bawa Islam itu agama yang betul-betul haq disisi Allah SWT, yang menyempurnakan agama-agama terdahulu. Islam memiliki sumber ajaran yaitu al Qur’an dan hadist, selain itu juga digunakan akal dan pikiran atau ro’yu untuk menetapkan hukum yang tidak ditemui dalam alQur’an dan hadist. Islam juga mempunyai karakteristik yang unik dan menarik yang dapat dikaji secara normatifitas dan historistas. Selain itu Islam juga mempunyai moralitas yang kukuh dan menyeluruh. Yang dalam intinya Islam, prinsip dasarnya dan ajaran-ajarannya bersifat selaras dan seimbamg. Islam juga mengenal adanya berbagai pembaharuan atau modernesitas akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi pembaharuan yang dimaksud bukan dengan meninggalkan prinsip pokok ajaran Islam atau aturan-aturan yang telah ditentukan oleh wahyu, akan tetapi dengan meninggalkan tradisi lama.

E. PENUTUP
Demikianlah makalah Sumber Dan Karakteristik Islam yang dapat saya susun. Semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang Metodologi Studi Islam. Kritik dan saran yang membangun dari pihak pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Khurshid, Prinsip-Prinsip Pokok Islam, Jakarta: CV. Rajawali, 1989
Ali, Daud, Muhammad, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Rajawali, 1997
Hasan, Ali,M., Studi Islam AlQur’an dan Assunah, Jakarta: Grafindo Persada, 2000
Hakim, Atang, Abdul, Metodologi Studi Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999
Kaelani, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara, 1992
Nasution, Harun, Pembaharuan Dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 2001
Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Grafindo,2002
Qutb, Sayyid, Karakteristik Konsepsi Islam, Bandung: Pustaka, 1990
ISLAM MULTIKULTURAL



Dalam buku ini mengkaji tentang bagaimana syari’at Islam melingkupi berbagai budaya yang ada, yang sifatnya multikultural (majemuk), sehingga syari’at Islam yang bersumber dari Al qur’an dan Al hadist harus dapat menjadi norma etika dan moral yang bersifat universal (menyeluruh) dan berlaku bagi semua masyarakat yang beraneka ragam suku, bangsa, dan adat-istiadat yang berbeda-beda termasuk perbedaan agama di dalamnya.
Dalam buku ini dijelaskan Islam harus dapat bertindak sebagai agama yang adil, damai, menjunjung tinggi nilai persatuan, persamaan , menghargai perbedaan dan memandangnya sebagai sebuah kekayaan bukan sebagai dua hal signifikan yang harus diperdebatkan, telebih lagi Islam lahir sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semua alam).
Pada intinya perbedaan jika dipandang sebagai suatu kekayaan tidak akan menimbulkan konflik dan memicu mosi saling membenarkan budaya / agama masing-masing yang menganggap agama / budaya sendiri sebagai agama / budaya yang paling benar dan paling baik dri pada agama-agama / budaya-budaya lain. Sebab pada dasarnya manusia lahir dengan cirri khasnya masing-masing sehingga tidak bias disamaratakan baik pikiran maupun cara pandang mereka. Sehingga suatu budaya atau agama tidak bias dipaksakan pada manusia yang lahir dengan cirri khasnya. Begitu juga di Indonesia, Negara telah menciptakan UU tentang kebebasan memeluk agama dan kepercayaan sesuai dengan keyaqinannya (pasal 29 (2)). Sedang dari Islam / Al qur’an sendiri telah menyatakan bahwa Islam datang dengan kebebasan, tanpa kekerasan / paksaan. Dalam QS. Al kafirun: 6 juga sudah dinyatakan “Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku”. Hal ini berarti setiap manusia bebas mengekpresikan dirinya terhadap suatu kepercayaaan yang diyaqininya, dengan dalih / pandangan tidak akan mengusik / mencampuri kepercayaan orang lain.
Sebagai bangsa yang adil dan mengakui kemajemukan (pluralistik) kebudayaan, yang dalam semboyan bangsa sebagai “Bhineka Tunggal Ika ( berbeda-beda tetepi tetep satu)” tidak sepatutnya mendoktrin ataupun memihak pada salah satu agama / etnis tertentu. Pada intinya pluralistic budaya dan agama yang ada semuanya adalah benar dan baik, sehingga sebagai WNI sekaligus umat yang beragama kita tidak boleh bersikap apatis dan eksklusif absolute terhadap segala yang ada.
Untuk mengantisipasi adanya konflik antar etnis atau agama kita harus mengambil jalan tengah untuk menggalang kerukunan hidup beragama agar dapat hidup selaras dan berdampingan antara lain : 1) memandang bahwa semua agama / budaya adalah sama baiknya 2) meninjau kembali agama sendiri dalam konfrontasinya dengan agama lain (reconception). Dengan jalan ini orang akan makin mengenal agamanya sendiri dan akan melihat hal inti yang baik dalam agamanya itu terdapat juga dalam agama-agama lain. Denganm demikian, setiap pemeluk agama akan berpandangan bahwa dalam perbedaan masih terdapat persamaan (dalam hal ini bukan masalah ajaran tetapi inti kebaikan ajaran), sehingga kehidupan manusia dapat berjalan dengan baik dan toleran serta menghargai ditengah-tengah pluralnya agama dan cultural yang ada.
Secara histories pluralisme agama memang sudah menjadi suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari, karena hal itu merupakan sunatullah, bahwa semua yang yang ada di dunia sengaja diciptakan dengan penuh keragaman, termasuk agama. Menanggapi hal yang sudah ditakdirkan tersebut harus kita sambut dan terma denga baik,dengta memandang bahwa semua perbedaan adalah kekayaan bukan menjadikan alasan untuk perpecahan.
Begitu juga dengan kehidupan berbangsa (wathoniyyah), Negara mempunyai tugas untuk menjadi conflict management (mengelola ketegangan) sebagai akibat pluralnya etnis, suku, agama maupun ras yang rawan sekali terjadi perbedaan dan timbul konflik peran Negara sebagai conflict management tersebut harus difungsukan dengan baik.
Pada dasarnya Islam mengakui pengelompokan manusia dalam sebuah bangsa (QS :Alhujurat :133),tetapi Islam melarang perpecahan atas pengelompokan itu (QS : Ali Imron : 105). Sehingga Islam melarang keras sikap chauvinisme dan nasionalisme yang sempit dalam memandang pluralisti budaya dan agama-agama di sutu bangsa.
Multikultural adalah sebagai bagian dari Islam inklusif, maksudnya Islam hadir sebagai wajah tersenyum dalam menanggapi pluralistik budaya, agama, etnis ,suku dan ras yang berkembang di lingkungannya. Hal ini membuktikan bahwa Islam bukanlah agama yang eksklusif absolute, apatis dan penuh doktrin, Islam tampil sebagai wajah baru yang penuh cinta kasih, yang juga mempunyai tauhid social, selain tauhid agama yang tinggi. Islam multi cultural lahir dengan kalimah sawa’ (persamaan) sehingga manifestasi keadilan, kesetaraan, dan persamaan bangsa.
Islam multicultural lahir sebagai bentuk perspektif teologis tentang penghargaaan terhadap keragaman lain (the others). Dalam kajian Islam multikulturalis yang menghargai budaya lain Islam memperoleh legitimasi dari ayat Al qur’an dan Hadist untuk membuktikan bahwa Islam bukan Agama doktrin yang eksklusif absolut. Islam dapat bertransformasi menjadi bentuk lunak yang rahmatan lil ‘alamin.
Dasar dari ajaran Islam adalah perdamaian (sulh), pengampunan (afw), nirkekerasan (lyn), dan berkeadaban (madani), sehingga dalam menghadapi multicultural Islam hadir dengan kalimah sawa’nya (persamaan) yang toleran (tasamuh),terhadap segala perbedaan dan keragaman (ta’awuniyyah).
Dalam menghadapi pluralistik Islam mempunyai 3 prinsip dasar yaitu :
1). Plural as usual yaitu kepercayaan dan praktik kehidupan bersama yang menandaskan kemajemukan sebagai suatu hal yang lumrah dan tidak perlu diperdebatkan atau dipertentangkan. Sehingga prinsip ini menggarisbawahi pemahaman keagamaan dan kultur pluralis bahkan multikulturalis bukan pemahaman yang eksklusif dan skriptualis yang sering terperangkap dalam kebaikan dan kebenaran matrealistik yang terbagi sendiri hanya untuk kelompok sendiri yang seagama.
2). Equal as usual merupakan normatifitas bagi kesadaran baru mengenai realitas dunia yang plural. Teori ini menyatakan bahwa meskipun tafsiran atas realitas mutlak yang menjadi pusat keimanan para penganut agama-agama itu adalah sama, meskipun tafsiran atas realitas mutlak secara esensial tetap beragam. Pluralisme berarti penghargaan terhadap system keimanan agama / kebudayaan lain, penghargaan terhadap absolutisme dengan mengetahui batas-batasnya sehingga tetap memberi ruang bagi absolutisme agama lain. Pluralisme mengajak pada agama-agama dan budaya-budaya untuk berpindah dari pemusatan atas “diri” kepada “yang suci” untuk mengeliminer perbedaan-perbedaan yang ada.
3). Sahaja dalam keragaman (modesty in diversity) yaitu bersikap dewasa dalam menghadapi keragaman dengan menghendaki kebersahajaan yakni sikap moderat yang menjamin kearifan berpikir (open mind) dan bertindak jauh dari fanatisme yang sering menghalalkan berbagai cara dan kekerasan untuk mencapai tujuan. Sehingga langkah tepat dari kesahajaan adalah mendialogkan berbagai pandangan keagamaan dan kultural tanpa diiringi tindakan pemaksaan dan kekerasan.
Dalam menciptakan Islam yang shohih sepanjang masa dan zaman yang hidup di era global dan multicultural sikap kita adalah dengan :
1). Menegakkan kalimah sawa’yaitu mengakui keragaman lain (the others) sebagai suatu kesamaan untuk memanifestasi keadilan, persamaan dan kesetaraan.
2). Menyulam ragam dan merajut harmoni, maksudnya menjadikan perbedaan sebagai kesatuan dan kekayaan dengan selalu mengembangkan sikap toleran dan menghormati budaya atau agama lain.
3). Menebar amanah dan memupuk husnudzan, maksudnya Islam harus dapat memenuhi janji dan memelihara kepercayaan serta menjauhi prasangka-prasangka mencurigai budaya atau agama lain. Sehingga pola piker kita hanya terarah pada hal yang baik-baik saja. Selain itu sikap amanah (mutual trust) harus dilakukan oleh umat Islam agar kepercayaan budaya / agama lain tetap ada pada kita guna menumbuhkan kehidupan harmoni yang mantap.
4). Menenun solidaritas dan benang pengorbanan, maksudnya umat Islam harus menggalang ukhuwah (persaudaraan) dan ta’awun (tolong menolong) dengan etnis, budaya atau agama lain.
5). Menyemaikan anti kekerasan dan menuai perdamaian, maksudnya Islam tidak mengenal suatu bentuk ancaman, pemaksaan ajaran pada agama atau budaya lain. Islam hanya menuai kehidupan toleran, damai dan berkeadaban (madani) yang jauh dari kriminalitas dan kekerasan.
6). Menanam ma’af dan mengetam ampunan, yaitu Islam mempunyai cirri khas ajaran yang sabar, menepati janji, rendah hati, sedaerhana, dan pema’af terhadap setiap manusia tidak pandang seagama atau tidak.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa memang di peradaban negri yang semakin maju ini kita tidak mungkin menghindar dari adanya perbedaan. Karena hal tersebut merupakan suatu hal yang lumrah dan wajar. Multikulturalitas yang terus berkembang adalah sudah menjadi takdir Tuhan. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam yang mempuyai sumber ajaran berupa Alqur’an dan Hadist sudah sepatutnya tampil sebagai suri tauladan. Pluralnya etnis, suku, bangsa, budaya dan agama yang ada sekarang ini harus dipandang sebagai suatu kesatuan dan kekayaan. Sehingga sikap menghargai dan menghormati budaya orang lain harus kita utamakan, tentunya dengan tidak meninggalkan budaya sendiri. Begitu pula dengan pluralnya agama-agama sekarang ini setidaknya kita sebagai umat Islam harus siap dan tersenyum dengan pluralnya mereka, karena pada kenyataannya hal tersebut suadah ditegaskan dalam al kitab dan hadis. Perbedaan-perbedaan tersebut harus kita nilai sebagai sunatullah yang harus ada di zaman modern ini, tentunya kita sebagai ummat muslim dan sebagai warga negara yang baik harus selalu menghindarkan dan mengantisipasi terhadap setiap perbedaan yang timbul yang dapat memicu adanya konflik, perpecahan, dan permusuhan bangsa. Tetapi perpecahan atau permusuhan dari adanya multikultural itu tidak akan timbul selama kita masih saling menghargai, menghormati agama atau budaya lain . Dan meninggalkan sikap apatis, fanatik, eksklusif absolute, chouvinisme serta mengungulkan dan menganggap paling baik dan benar budaya atau agama sendiri di atas budaya atau agama lain. Dengan begitu pasti kita dapat hidup selaras, sejajar dan bedampingan ditengah-tengah multikultural. Pada intinya dalam Islam multikultural adalah Islam tetap tersenyum menyambut datangnya berbagai bentuk kemajemukan (pluralitas) bahkan multikulturalis yang ada di dunia. Dengan prinsip-prinsip dasarnya Islam mampu bertahan dan eksis di dunia plural dengan menjadi sosok agama yang cinta damai serta universal yang melingkupi semua etnis, suku, bangsa, budaya dan agama.
KULTUR SUSPENSI SEL


I. PENDAHULUAN
Bioteknologi adalah suatu bidang penerapan biosains dan teknologi yang menyangkut penerapan praktis organisme hidup atau komponen subselulernya pada industri jasa dan manufaktur suatu pengolahan lingkungan.Bioteknologi memanfaatkan bakteri,ragi,kapang,alga sel, tumbuhan atau sel jaringan yang dibiakkan sebagai konstituen berbagai proses industri.Penerapan bioteknologi yang berhasil hanya tercapai bila dilakukan pengintegrasian berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk mikrobiologi, biokimia, genetika, biomolekuler, kimia serta rekayasa proses dan tehnik kimia misalnya kultur jaringan.
Kultur jaringan adalah suatu sistem pengembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman yang berukuran kecil sampai sangat kecil baik berupa organ, jaringan, maupun sel-sel tanaman dalam media buatan dengan kondisi yang aseptis secara in vitro, kemudian beregenerasi menjadi tanaman lengkap.Jadi, kultur jaringan merupakan bioteknologi bidang agronomi yang sejalan dengan ayat Alqur’an QS: Al An’am : 99 “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu biji-bijian yang banyak, dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai dan kebun-kebun anggur dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya diwaktu pohonnya berbuah dan (perharikan pula) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Alloh) bagi orang-orang yang beriman.”
Berdasarkan bagian-bagian tanaman yang dikulturkan secara spesifik terdapat beberapa macam kultur:
1. Kultur organ, yaitu kultur yang diinisiasi dari organ-organ tanaman seperti: pucuk terminal dan aksilar, meristem, daun, batang, ujung akar, bunga, buah muda, embrio, dan sebagainya.
2. Kultur kalus, yaitu kultur sekumpulan sel yang tidak terorganisir, hanya sel-sel parenkim yang berasal dari bahan awal
3. Kultur suspensi, yaitu kultur sel bebas atau agregat sel kecil dalam media cair. Pada umumnya kultur suspensi diinisiasi dari kalus.
4. Kultur protoplas, yaitu kultur sel-sel muda yang diinisiasi dalam media cair yang dihilangkan dinding selnya. Kultur protoplas digunakan untuk hibrididasi somatik (fusi dua protoplas baik intraspesifik maupun interspesifik).
5. Kultur haploid (kultur mikrospora/ anther), yaitu kultur dari kepala sari (kultur anther) atau tepung sari (kultur mikrospora).
Dalam makalah akan dibahas selengkapnya mengenai kultur jarinagan dari suspensi sel….

II. RUMUSAN MASALAH
A. Apakah pengertian kultur suspensi sel ?
B. Bagaimana sejarah perkembangan kultur suspensi sel ?
C. Apa cabang ilmu yang berkaitan dengan kultur suspensi sel ?
D. Bagaiman tehnik yang digunakan untuk melakukan suspensi ?
E. Bagaiman cara melakukan kultur suspensi sel ?

III. PEMBAHASAN
A. Pengertian kultur suspensi sel
Kultur jaringan suspensi sel merupakan teknik budidaya sel, kultur sel mempunyai prinsip dasar yaitu : (1) bahan tanam yang bersifat totipoten, (2) budidaya yang terkendali.
Pelaksanaan teknik kultur jaringan ini berdasarkan teori sel seperti yang dikemukakan oleh Schleiden dan Schwann, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan dalam lingkungan yang sesuai akan dapat tumbuh menjadi tanaman yang sempurna (Suryowinoto, 1991).
Kultur suspensi sel merupakan hasil dari kultur kalus, dimana kalus biasanya didefinisikan untuk kumpulan sel – sel yang belum berdiferensiasi, jika ini dipisahkan dalam kultur cair maka disebut kultur suspensi. Kultur suspensi sel dapat dimanfaatkan untuk memproduksi suatu zat langsung dari sel tanpa membentuk tanaman lengkap baru. Zat - zat bisa meliputi massa sel atau ekstrak bahan kimia. Kultur seperti ini serupa dengan kultur mikroorganisme. Sel – sel yang digunakan dapat direkayasa secara genetik untuk meningkatkan sintesa zat tertentu.
B. Sejarah perkembangan kultur suspensi sel
Perkembangan kultur jaringan dimulai dari pembuktian sifat totipotensi sel yang dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden (1838). Gothlieb Haberlandt (1902) seorang botanis yang dipandang sebagai pelopor kultur jaringan, mengemukakan hipotesis bahwa sel tanaman yang diisolasi dan dikondisikan pada lingkungan yang sesuai akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang lengkap. Folke dan Skoog pada 1940-an menemukan bahwa zat pengatur tumbuh auksin, yaitu IAA dan NAA yang sebelumnya diketahui dapat merangsang pertumbuhan akar, ternyata dapat merangsang pertumbuhan in-vitro tetapi menghambat pertumbuhan mata tunas. Pada 1951 Skoog dkk menemukan bahwa senyawa fosfat anorganik dan senyawa organik adenin atau adenosin dapat merangsang pertumbuhan mata tunas. Pada 1955 Carlos Miller dkk (juga bekerjasama dengan Skoog) menemukan kinetin, satu penemuan pertama hormon sitokinin. Pada 1957 Skoog dan Miller mempublikasikan penemuannya tentang hubungan antara sitokinin dan auksin dalam mengontrol pembentukan akar dan tunas dalam kultur jaringan tanaman. Tosshio Murashige dan Skoog (1962) mempublikasikan formulasi media yang sampai sekarang cocok untuk kultur jaringan banyak tanaman dan digunakan secara luas di laboratorium kultur jaringan di dunia. Penggunaan teknik kultur jaringan untuk memproduksi tanaman bebas virus bermula dari penemuan Morel dan Martin (1952) yang memperoleh tanaman dahlia bebas virus dengan mengkulturkan meristem pucuk tanaman yang terinfeksi virus.
C. Cabang ilmu yang berkaitan dengan kultur suspensi sel
Untuk mempelajari tentang kultur suspensi sel ilmu cabang ilmu yang penting untuk diketahui adalah biologi sel. Biologi sel atau disebut juga Sitologi adalah ilmu yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun skala molekular, dan sel biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
Pengetahuan akan komposisi dan cara kerja sel merupakan hal mendasar bagi semua bidang ilmu biologi. Pengetahuan akan persamaan dan perbedaan di antara berbagai jenis sel merupakan hal penting khususnya bagi bidang biologi sel dan biologi molekular. Persamaan dan perbedaan mendasar tersebut menimbulkan tema pemersatu yang memungkinkan terciptanya prinsip-prinsip tersebut untuk dipelajari dari suatu sel dan digeneralisasikan pada jenis sel lain. Penelitian biologi sel juga berkaitan erat dengan ilmu genetika, biokimia, biologi molekular, dan biologi perkembangan.
Yang dibahas dalam biologi sel yang ada kaitannya dengan kultur jaringan suspensi sel adalah tentang pergerakan protein sel. Protein disintesis oleh ribosom di sitoplasma. Proses tersebut juga dikenal sebagai translasi protein atau biosintesis protein. Beberapa jenis protein, misalnya protein yang akan digabungkan kepada membran sel (protein membran), ditranspor ke retikulum endoplasma (RE) selama proses sintesisnya dan kemudian diproses lebih lanjut di badan Golgi. Dari badan Golgi, protein membran dapat bergerak ke membran plasma (membran sel), ke kompartemen subselular lainnya, atau dapat pula disekresikan ke luar sel. Retikulum endoplasma dapat dianggap sebagai "kompartemen tempat sintesis protein membran", sedangkan badan Golgi dapat dianggap sebagai "kompartemen tempat pemrosesan protein membran". Terdapat aliran protein semi-konstan melalui kompartemen-kompartemen tersebut. Protein-protein yang terdapat pada RE dan badan Golgi berasosiasi dengan protein-protein lain namun tetap terdapat pada kompartemennya masing-masing. Protein-protein lain mengalir melalui RE dan badan Golgi ke membran plasma. Dari membran plasma, protein kemudian pada akhirnya diuraikan kembali di dalam kompartemen intraselular lisosom menjadi asam amino-asam amino penyusunnya.
D. Tehnik untuk mempelajari suspensi sel
Ada beberapa macam tehnik pemisahan sel yang digunakan dalam kultur suspensi,yaitu :
1. Isolasi sel
Yang dimaksud dengan isolasi sel adalah proses pengambilan suatu partikel sel dari tempat asalnya untuk diteliti lebih lanjut. Sel dapat diisolasi dari suspensi jaringan.
Isolasi sel dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Fluorescence-Activated Cell Sorter
Prinsip metode ini ialah menggunakan antibodi yang berikatan dengan zat fluoresen untuk melabel sel spesifik. Suspensi sel dilewatkan pada sinar laser dan dibaca oleh detektor. Suspensi yang mengandung sel diberi sinyal positif atau negatif bergantung pada selnya mengandung zat fluoresen atau tidak. Suspensi kemudian melewati aliran listrik dan dipisahkan ke tempat masing-masing sesuai muatannya.
2. Laser Capture Microdissection
Prinsip metode ini menggunakan laser untuk memotong bagian tertentu dan memindahkannya ke tempat lain, contohnya memisahkan sel tumor dari jaringannya.
2. Pembiakan sel
Setelah diisolasi, sel ditumbuhkan (diperbanyak) dengan cara in vitro (menggunakan media) atau in vivo (melibatkan sel hidup). Ada 2 macam biakan atau kultur, yaitu biakan primer dan biakan sekunder. Biakan primer ialah biakan yang diambil langsung dari jaringan organisme tanpa proliferasi sel secara in vitro. Sementara itu, biakan sekunder ialah biakan yang dikembangbiakkan dari biakan primer, biasanya di-refresh dalam jangka waktu tertentu.
3. Hibridisasi sel
Sel hibrid adalah gabungan dua sel berbeda yang dengan hasil akhir satu inti sel. Tujuan dibuatnya sel hibrid adalah untuk membentuk antibodi monoklonal.
4. Fraksinasi sel
Fraksinasi sel ialah pemisahan sel menjadi organel dan molekul, biasa dilakukan dengan sentrifugasi. Sentifugasi merupakan tahap pertama dalam fraksinasi, memisahkan organel berdasarkan ukuran dan densitasnya. Prinsip sentrifugasi ialah bahwa untuk memperoleh organel yang besar, diperlukan kecepatan sentrifugasi yang rendah, dan sebaliknya. Peningkatan produksi artemisinin dalam kultur suspensi sel artemisia annua l. Melalui elisitasi dengan ekstrak ragi.
E. Cara melakukan kultur suspensi sel
Pelaksanaan kultur suspensi sel biasanya dimulai dengan mengsubkultur potongan kalus ke media cair, kecuali itu kultur suspensi juga dapat menggunakan potongan organ (seperti hipokotil, kotiledon dan lain-lain) sebagai ekplan hanya saja teknik ini memerlukan waktu yang lebih lama. Pembelahan sel secara bertahap akan terlepas dari sel induk bebas bergerak di dalam inokulum karena adanya gerakan dari medium. Setelah beberapa saat kultur akan tersusun atas sel tunggal, kumpulan sel (agregate cellular) dengan ukuran yang bervariasi, sisa potongan eksplan dan sisa-sisa sel mati. Dalam kultur kalus dan suspensi sel dikenal istilah friabel yang maksudnya adalah sel-sel terpisah setelah mengalami pembelahan sel. Bentuk suspensi sel yang bagus adalah kultur yang persentasi kandungan sel tunggal dan kumpulan sel-sel kecilnya tinggi.
Derajat pemisahan sel pada kultur telah dicirikan adanya sifat friabilitas dari sel tersebut, sifat tersebut dapat dimunculkan atau diinduksi dengan merubah komposisi unsur hara media. Seperti pada penambahan auksin dari pada sitokinin pada beberapa masalah dapat memacu produksi sel yang friabel. Namun sebaliknya ada beberapa kultur malah menjadi terhambat proses friabilitasnya. Jadi tidak ada prosedur standar yang dapat direkomendasikan untuk memulai kultur suspensi sel dari kalus, maka untuk memilih kondisi yang sesuai harus melakukan coba-coba (trial and error).
Untuk mengkultur kalus ke kultur suspensi, pertama kali dibutuhkan kalus seberat 2-3 g per 100 cm3. Pertumbuhan jumlah sel akan mengikuti pertambahan eksponensial dan linier dalam populasi sel. Lama-lama kecepatan pembelahan sel akan melambat dan akhirnya akan mencapai fase diam atau stationary. Agar sel tetap dapat tumbuh maka pada awal fase diam sel-sel harus disubkultur pada media yang baru. Setiap jenis tanaman akan mempunyai panjang waktu fase pertumbuhan dan fase diam yang berbeda-beda. Pada kebanyakan kultur suspensi kerapatan optimum akan tercapai pada umur 18-25 hari setelah tanam dan fase sel paling aktif pada umur 6-9 hari setelah tanam.
Prosedur Suspensi sel yang dilakukan di laboratorium kultur jaringan adalah sebagai berikut :
1. Persiapan media, sebab media adalah faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
2. Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.Eksplan diambil dari batang antar ruas kedua lau ditanam pada medium dengan penambahan NAA 1 mg/l, BAP 0,5 mg/l, dan 5% ekstrak yeast. Empat minggu setelaqh penanaman kalus akan terbentuk. Kalus yang diperoleh ada 2 macam. Pada permukaan berupa kalus yang friable/remah,sedangkan bagian dalam relative kompak. Untuk kalus yang friable dapat langsung dipindah ke media cair, diletakkan pada shaker dan di inkubasi untuk diikuti perkembangannya. Perbanyakan dari sel dapat diikuti setiap 2 hari sekali, dengan cara mengambil sampelnya (0,5 ml) untuk dihitung dengan menggunakan haemocytometer. Sedangkan untuk kalus yang relative kompak, diberi perlakuan terlebih dahulu untuk memisahkan sel satu dengan yang lain. Pemisahan sel dapat dilakukan dengan cara merendam kalus pada larutan pektinase yang diberi senyawa osmotikum.Pektinase yang digunakan adalah meserozyme R10 1 %, ditambah 0,3 %mannitol. Kalus direndam selama 1 malam. Kemudian suspensi sel disentrifugasi pada kecepatan 750 nrpm selama 5 menit. Supernatan dibuang dan pellet disuspensikan kembali denganmedia cair serta disentrifugasi kembali dengan kecepatan dan waktu yang sama. Proses ini diulang 2-3 kali untuk menghilangkan larutan enzim. Setyelah itu diresuspensi kembali dengan 2 ml media cair, untuk kemudian ditanam pada media cair, kemudaian diletakkan pada shaker dan diinkubasi.
3. Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
4. Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow yang bertujuan untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
5. Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
6. Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
IV. KESIMPULAN
Kultur sel tanaman adalah teknik budidaya sel tanaman dalam suatu lingkungan yang terkendali dan dalam keadaan aseptik atau bebas mikroorganisme. Pelaksanaan teknik kultur jaringan ini berdasarkan teori sel seperti yang dikemukakan oleh Schleiden dan Schwann, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi. Kultur sel ini biasanya ditanam dalam bentuk suspensi dengan kepadatan tertentu. Sel-sel ini umumnya diambil dari kalus, agar membentuk agregat kecil atau sel tunggal maka kalus dimasukkan dalam media cair kemudian disentrifugasi berulang atau bisa juga dengan prosedur enzimatik.Tujuan kultur jarinagan suspensi sel adalah menghasilkan budidaya tanaman secara cepat yang mempunyai sifat seperti induknya.




V. PENUTUP
.Demikianlah makaalah kultur suspensi sel yang dapat kami susun. Semoga bisa memberi kemanfaatan bagi para pembaca. Tidak lupa kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini. Apabila ada kesalahan / Kehilafan dalam menyampaikan kami selaku penyusun minta maaf.






FDAFTAR PUSTAKA


Lianah,Pengantar Bioteknologi,2008
Yunita, Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efesien. Jakarta : Agromedia Pustaka.2004
Daisy P Sriyanti Hendaryono dan Ari Wijayani. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius.2006
Untung Santoso dan Fatimah Nursandi. Kultur Jaringan Tanaman. Malang: UMM Press.2004
http://liliksetiono.wordpress.com/2009/05/05/bioteknologi/
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/setjen/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_11.htm
/niendhayu6.blogspot.com/2008/10/blog-post.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi
umbuhannya sama dengan kondisi alami.



















Alat- Alat Yang Digunakan Dalam Kultur Suspensi Sel






Laminar Air Flow Penganjok (Shaker)


Inkubator Autoklaf















Beker Glass Entaks


Sentrifuse